TEORI AGENDA SETTING DAN KULTIVASI

Standard

Pengertian / Definisi Televisi

Televisi adalah sebuah mediatelekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, “jauh”) dari bahasa Yunani dan visio (“penglihatan”) dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.”

Penggunaan kata “Televisi” sendiri juga dapat merujuk kepada “kotak televisi“, “acara televisi“, ataupun “transmisi televisi“. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia ‘televisi’ secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve ataupun tipi.)

Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an, dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan. Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk untuk melihat materi siaran serta hasil rekaman. Dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui Internet, misalnya melalui iPlayer dan Hulu.

2.2 Teori Agenda Setting

Ide dasar pendekatan Agenda Setting seperti yang sering dikemukakan Bernard Cohen (1963) adalah bahwa “pers lebih daripada sekadar pemberi informasi dan opini. Pers mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk memikirkan sesuatu, tetapi pers sangat berhasil mendorong pembacanya untuk menentukan apa yang perlu dipikirkan”.

Dalam studi pendahuluan tentang Agenda Setting, McCombs dan Shaw (1972) menunjukkan hubungan di antara beberapa surat kabar tertentu dan pembacanya dalam isu-isu yang dianggap penting oleh media dan publik. Jenjang pentingnya isu publik ini disebut sebagai salience. Akan tetapi, studi ini sendiri bukanlah Agenda Setting seperti yang kita maksudkan, karena arah penyebabnya tidaklah jelas. Baik media ataupun publik bisa saja menimbulkan kesepakatan tentang jenjang isu-isu publik.

Selain itu, studi pendahuluan ini masih berupa suatu perbandingan umum, bukan perbandingan individual, seperti yang ditetapkan dalam hipotesis Agenda Setting ini. McCombs dan Shaw (1972) mengakui keterbatasan ini dalam studinya dan mengungkapkan bahwa “penelitian-penelitian lain harus meninggalkan konteks sosial yang umum dan memakai konteks psikologi sosial yang lebih spesifik”. Sayang sekali saran ini tidak sepenuhnya diikuti dalam hampir seluruh penelitian agenda setting yang dilakukan kemudian (Becker, 1982). (http://teddykw1.wordpress.com/2008/03/08/teori-penentuan-agenda-agenda-setting-theory/ diakses 29 Desember 2013 pukul 22.13)

2.3 Teori kultivasi

Teori kultivasi adalah teori sosial yang meneliti efek jangka panjang dari televisi pada khalayak. teori ini merupakan salah satu teori komunikasimassa Dikembangkan oleh George Gerbner dan Larry Gross dari University of Pennsylvania, teori kultivasi ini berasal dari beberapa proyek penelitian skala besar berjudul ‘Indikator Budaya‘. Tujuan dari proyek Indikator Budaya ini adalah untuk mengidentifikasi efek televisi pada pemirsa. Mereka.

Gerbner dan Stephen Mirirai (1976) mengemukakan bahwa televisi sebagai mediakomunikasi massa telah dibentuk sebagai simbolisasi lingkungan umum atas beragam masyarakat yang diikat menjadi satu, bersosialisasi dan berperilaku.(http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_kultivasi diakses 29 Desember 2013 pukul 22.18)

2.4 Analisis

Televisi merupakan salah satu media elektronik yang hadir ditengah-tengah masyarakat di belahan dunia yang mampu memberikan informasi seputar peristiwa yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri. Dengan kemampuannya, televisi di rancang dengan menampilkan gambar, warna, dan suara atau di sebut dengan vidio – audio visual. Televisi memiliki fungsi dalam mendidik, memberikan informasi dan menghibur. Disisi lain, televisi lebih dominan di pandang negatif ketimbang nilai positifnya. Pengaruh negatife televisi sangat jelas terlihat sekarang ini dengan maraknya acara-acara di televisi yang sama sekali tidak bermutu sama sekali dengan maraknya sinetron, infotainment gosip, dan berita yang berisikan cinta, uang, kekerasan dan pergaulan bebas. Namun keberadaan media televisi sangat dibutuhkan dalam di dalam masyarakat seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta berkembangnya jaman.

Teori agenda setting berperan dalam memberikan isu kepada khalayak untuk memberikan suatu informasi mengenai gejala-gejala yang terjadi di dalam ruang lingkup masyarakat karena dianggap menghibur jika dilewatkan. Dalam perusahaan media massa pasti kita akan menemukan yang namnya Agenda Setting, dan menjadi salah satu hal yang sangat mustahil kalau media massa itu sendiri tidak memiliknya terutama media elektronik televisi. Agenda setting artinya pengaturan atau perencanaan setiap program sebelum ditayangkan kepada khalayak. Agenda setting memberikan pandangan bahwa “ Apa yang terbaik oleh media, maka itulah yang terbaik pula untuk khalayak “.

Ini berarti bahwa media telah mempersiapkan secara matang setiap menu (program) yang mereka sajikan untuk khalayak. Program yang telah di susun dengan sedemikian rupa, baik dari segi gamabar, suara, kualitas dan lain sebagainya. Ini terlihat bahwa khalayak selalu mengikuti apa yang menjadi keinginan dari media ituu sendiri dan tanpa disadari kita tela terkultivasi (terpengaruh) oleh setiap program yag diasjikan oleh media itu sendiri.

Kultivasi merupakan teori yang memliki arti sebagai pengaruh, artinya adalah program yang di sajikan oleh media televisi akan memberikan dampak terhdap khalayak. Banyak contoh kasus yang bisa kita lihat, seperti tayangan – tayangan film – film action yang tentunya secara cepat bisa mempengaruhi pola piikir anak – anak untuk bagaimana cara berkelahi yang sesungguhnya.

Di indonesia film (sinetron) sangat besar dinikmati oleh khalayak (anak – anak, remaja, dewasa, ataupun lamsia). Ini hanyalah merupakan contoh kecil yang terjadi dalam masayarakat kecil. Belum lagi kita di indonesia terkenla dengan budaya – budaya yang sejak awal dipertahankan oleh nenek moyang kita. Setelah media televisi terutamanya menayangkan budaya – budaya barat yang seharusnya tidak sepantasnya ditanyangkan. Ini tentunya akan berdampak sangat besar terhdap budaya – budaya di Indonesia yang sudah bertahun – tahun berkembangan ditanah air tercinta ini.

Kesimpulan

  1. Agenda setting artinya pengaturan atau perencanaan setiap program sebelum ditayangkan kepada khalayak. Agenda setting memberikan pandangan bahwa “ Apa yang terbaik oleh media, maka itulah yang terbaik pula untuk khalayak “.
  2. Kultivasi merupakan teori yang memliki arti sebagai pengaruh, artinya adalah program yang di sajikan oleh media televisi akan memberikan dampak terhdap khalayak. Banyak contoh kasus yang bisa kita lihat, seperti tayangan – tanayanga film – film action yang tentunya secara cepat bisa mempengaruhi pola piikir anak – anak untuk bagaimana cara berkelahi yang sesungguhnya.

Leave a comment